Tarakan adalah pulau di Kalimantan Utara, Indonesia. Pulau berawa-rawa ini terletak di Laut Sulawesi, di lepas pantai timur laut Kalimantan. Pulau ini memiliki luas sebesar 657,33 km². Kota Tarakan
terletak di pulau tersebut.Menurut cerita masyarakat sekitar tidak ada
suku asli pulau tarakan,karena menurut sejarah pulau tarakan itu adalah
pulau kosong dan pulau sebagai tempat persinggahan para nelayan pada
zaman dahulu adapun suku tidung,suku tidung tidak ada yang asli
tarakan,yang ada adalah suku Tidung Bulungan dan Tidung Sesayap.
Tarakan adalah tempat pertempuran antara Sekutu dan Jepang dalam Pertempuran Tarakan tahun 1942 dan 1945.
Pertempuran Tarakan terjadi pada tanggal 11-12 Januari 1942. Meskipun Tarakan hanya pulau berawa-rawa kecil di Kalimantan timur laut di Hindia Belanda, tetapi terdapat 700 sumur minyak, penyulingan minyak dan lapangan udara, yang merupakan tujuan utama Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik.
Sebelum invasi dimulai, dilakukan penyerangan udara terhadap empat
pesawat terbang pada 25 Desember 1941. Pada 28 Desember lima Brewster
Bufallo Belanda menyergap delapan Mitsubishi A6M
Jepang. Dua atau tiga Buffalo dan dua A6M tertembak jatuh. Seorang
pilot Belanda dilaporkan hilang dan seorang lagi tewas. Sebuah pesawat
terbang Belanda yang berada di lapangan terbang rusak akibat serangan
ini.[1]
Kesatuan di bawah Laksamana Madya
Hirose Sueto berangkat pada 7 dan 8 Januari dari Davao dan Jolo ke arah
selatan menujut Kalimantan. Di dalamnya terdapat penabur ranjau,
pemburu kapal selam, kapal pendarat cepat, dan 16 kapal angkut serta
Resimen Tempur ke-56 dan Satuan Khusus Pendarat Angkatan Laut Kure ke-2.
Untuk keamanan Armada Perusak ke-4 di bawah Laksamana Muda
dan Divisi Perusak ke-2 dan ke-9 disiagakan. Dua kapal pengangkut
pesawat terbang amfibi dan 23 pesawat tempur yang berpangkalan di Jolo
dipersiapkan untuk memberikan bantuan udara.
Ketika Dornier Do 24 milik Belanda pada 10 Januari 1942 melihat kedatangan armada Jepang, komandan pulau Letnan Kolonel S. de Waal memerintahkan untuk menghancurkan ladang-ladang minyak yang ada.
20.000 tentara Jepang di bawah Mayor Jenderal Sakaguchi Shizuo
mendarat di pantai timur Tarakan pada tanggal 11 Januari. Sebaliknya
pasukan Belanda tidak banyak terkonsentrasi di pantai timur karena
pantai barat dinilai lebih sesuai untuk pendaratan pasukan.
Pada akhirnya Jepang berhasil merebut Tarakan dalam dua hari[2] walaupun Belanda berusaha keras mempertahankannya. Lebih dari setengah pasukan Belanda gugur. Selama invasi kapal penyebar ranjau Prins van Oranje yang berpangkalan di sana berhasil ditenggelamkan ketika berusaha melarikan diri dari kepungan Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar